Rumput (Graminae)
Rumput
merupakan tumbuhan monokotil dengan siklus hidup ˝annual˝ dan ˝perennial˝.
Rumput mempunyai sifat tumbuh yaitu dengan membentuk rumpun; tanaman dengan
batang merayap pada permukaan; tanaman horisontal dengan merayap tetapi batang
tumbuh ke atas dan rumpum membelit (Soedomo, 1985). Rumput mempunyai bentuk sederhana, perakaran silindris,
menyatu dengan batang, lembar daun berbentuk pelepah yang muncul pada buku-buku
(nodus) dan melingkari batang. Bagian atas daun yang melebar disebut helai daun
dan bagian bawah daun yang membungkus batang disebut pelepah daun dan
kadang-kadang melebar pada bagian pangkalnya semacam dataran atau pada kedua
sisinya membentuk benjolan-benjolan disebut telinga daun. Tempat bertemunya
helai daun dengan pelepah daun disebut lidah daun (Mcllroy, 1976).
Akar utama rumput terbentuk sesudah perkecambahan dan
selama pertumbuhan tanaman muda ˝seedling˝,
hanya ada dalam kurun waktu pendek, kemudian diganti dengan akar sekunder. Akar
sekunder adalah akar serabut berbentuk padat di bawah permukaan tanah dekat
dengan batang dasar (Reksohadiprodjo, 1985). Bangsa
rumput bisa dibedakan menjadi dua golongan yaitu kelompok rumput potongan dan
kelompok rumput gembala
(Soegiri et al., 1982).
Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Menurut Soedomo (1985), rumput gajah berasal dari Afrika dan
mempunyai kadar protein yang hampir sama
dengan kadar protein yamg terkandung dalam rumput benggala yaitu 9,5 % dari
bahan keringnya. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman
tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi mencapai 4,5 m disebut juga rumput
gajah. Rumput gajah sangat disukai
ternak, tahan kering dan tergolong rumput yang berproduksi tinggi dengan
produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton
rumput segar/ha/th (Mcllroy, 1976).
Rumput gajah toleran terhadap berbagai
jenis tanah. Tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka
tanah lempung yang subur, tumbuh dai dataran rendah sampai pegunungan, tahan
terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup 1000mm per tahun atau lebih
(Soegiri et al., 1982). Rumput gajah dapat hidup pada tanah asam dengan ketinggian
0-3000 m dan dapat
dipotong apabila rumput sudah mencapai ketinggian 1–1,5 m (Reksohadiprodjo,
1985).
Rumput raja (Pennisetum purpupoides)
Pennisetum
purpupoides atau yang lebih dikenal dengan
rumput raja berasal dari Afrika Selatan. Rumput raja merupakan hasil
persilangan antara Pennisetum typhopoides dengan Pennisetum purpureum
(Reksohadiprodjo, 1985). Rumput raja mempunyai perakaran dalam dan menyebar
sehingga mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup permukaan
tanah (Soegiri et al., 1982). Rumput
raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat
mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan
ada bulu agak panjang pada daun helaian. Permukaan daun luas dan tidak berbunga
kecuali jika di tanam di daerah yang dingin (Ramdana, 2008).
Rumput benggala (Panicum maximum)
Asal
rumput benggala adalah di daerah Afrika yang memiliki iklim tropik dan sub
tropik, rumput benggala termasuk tanaman yang berumur panjang, dan tumbuh
tegak, kuat, batang seperti padi, mencapai tinggi 2-2,5 meter; warna daunnya
hijau tua; bentuk ramping; bagian tepi kasar tapi lunak dengan lidah daun yang
kuat (Sarwono, 1987). Rumput benggala adalah tanaman
tumbuh tegak membentuk rumpun mirip padi. Tinggi tanaman 1,00 – 1,50 m, dengan
seludang-seludangnya berbulu panjang pada pangkalnya, lidah kadang-kadang
berkembang biak. Daun bentuk pita yang sangat banyak jumlahnya itu terbangun
garis, lancip bersembir kasar, berwarna hijau, panjang 40–105 cm dengan lebar
10–30 mm. Bunga majemuk dengan sebuah malai yang panjangnya 20–45 cm, tegak,
bercabangcabang, acapkali diselaputi lapisan lilin putih. Bulir berbunga 2 yang
panjangnya 3 x 4 mm, bentuk lonjong. Panjang biji 2,25–2,50 mm, tiap kg biji
mengandung 1,2–1,5 juta butir (Sajimin et
al., 2004).
Rumput
setaria (Setaria sphacelata)
Rumput setaria (Setaria sphacelata) merupakan salah satu jenis rumput yang
berasal dari Afrika tropik dan dapat diperbanyak dengan cara pols dan biji.
Ciri-ciri rumput setaria adalah berumpun yang lebat, kuat, ˝perennial˝ dan agak halus terutama
pada bagian permukaan, pangkal batang berwarna merah dan bunga berwarna
keemasan, dapat dipotong pada umur 20 hari (Mcllroy, 1976). Setaria merupakan salah satu jenis
rumput unggul di daerah tropis tumbuh membentuk rumpun yang lebat dan dapat
mencapai tinggi 60-100 cm. Setaria
dapat hidup pada ketinggian 200-300 m diatas permukaan laut, responsif terhadap
penumpukan N, nilai gizinya tinggi dan disukai ternak. Dirjen pertanian (1992)
menganjurkan jarak tanam rumput setaria
0,5 x 0,5 m untuk daerah yang kondisi tanahnya cukup subur.
Menurut Soegiri et al.
(1982) rumput setaria sesuai untuk daerah tropik lembab, tumbuh membentuk
rumpun lebat dan kuat, tumbuh baik pada ketinggian 1000-3000 m di atas
permukaan air laut, tahan naungan dan genangan, rumput setaria dapat mencapai
tinggi 1,5 m, responsif terhadap pupuk N dan produksinya berkisar antara 60-100
ton/ha/tahun. Setaria mempunyai
daya adaptasi yang baik terhadap kekeringan maupun genangan serta intensitas
cahaya matahari tropis (Reksohadiprodjo, 1985).
Brachiaria brizantha
Brachiaria
brizantha berasal dari Afrika. Penanaman
rumput Brachiaria brizantha adalah menggunakan pols, hidup ditanah
struktur tanah ringan, sedang sampai berat. Brachiaria
brizantha dapat tumbuh pada
dataran rendah sampai dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m, curah hujan lebih
dari 1500 mm per tahun. Brachiaria brizantha ditanam pada jarak
tanam 40 x 40 cm atau 30 x 30 cm, tergantung pada kesuburan tanah (Sutopo,
1985). Brachiaria brizantha termasuk rumput yang berumur panjang,
pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan horizontal yang biasanya
mencapai tinggi 60-150 cm. Batang dan daunnya kaku serta kasar, rumput brachiaria brizantha baik
digunakan sebagai rumput hay karena batangnya kecil sehingga mudah menjadi
kering (Susilo, 1991). Brachiaria brizantha bersifat perennial,
tumbuh membentuk hamparan. Batang beruas pendek berwarna merah tua kekuningan
sampai keunguan. Daun lebar berbulu halus, tidak tahan injakan karena
perakannya luas tapi dangkal (Reksohadiprodjo, 1985). Tumbuh pada ketinggian
0–1000 m dpl dan tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Rumput ini bersifat
kurang tahan terhadap kekeringan sehingga memerlukan drainase yang baik.
Responsif terhadap pupuk N dengan pH tanah yang dibutuhkan 6–7 (Siregar, 1992).