Minggu, 25 November 2012

HIJAUAN PAKAN TERNAK


 Rumput (Graminae)

Rumput merupakan tumbuhan monokotil dengan siklus hidup ˝annual˝ dan ˝perennial˝. Rumput mempunyai sifat tumbuh yaitu dengan membentuk rumpun; tanaman dengan batang merayap pada permukaan; tanaman horisontal dengan merayap tetapi batang tumbuh ke atas dan rumpum membelit (Soedomo, 1985). Rumput mempunyai bentuk sederhana, perakaran silindris, menyatu dengan batang, lembar daun berbentuk pelepah yang muncul pada buku-buku (nodus) dan melingkari batang. Bagian atas daun yang melebar disebut helai daun dan bagian bawah daun yang membungkus batang disebut pelepah daun dan kadang-kadang melebar pada bagian pangkalnya semacam dataran atau pada kedua sisinya membentuk benjolan-benjolan disebut telinga daun. Tempat bertemunya helai daun dengan pelepah daun disebut lidah daun (Mcllroy, 1976).
Akar utama rumput terbentuk sesudah perkecambahan dan selama pertumbuhan tanaman muda ˝seedling˝, hanya ada dalam kurun waktu pendek, kemudian diganti dengan akar sekunder. Akar sekunder adalah akar serabut berbentuk padat di bawah permukaan tanah dekat dengan batang                     dasar (Reksohadiprodjo, 1985). Bangsa rumput bisa dibedakan menjadi dua golongan yaitu kelompok rumput potongan dan kelompok rumput gembala                (Soegiri et al., 1982).

Rumput gajah (Pennisetum purpureum)



            Menurut Soedomo (1985), rumput gajah berasal dari Afrika dan mempunyai  kadar protein yang hampir sama dengan kadar protein yamg terkandung dalam rumput benggala yaitu 9,5 % dari bahan keringnya. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi mencapai 4,5 m disebut juga rumput gajah. Rumput gajah  sangat disukai ternak, tahan kering dan tergolong rumput yang berproduksi tinggi dengan produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton rumput segar/ha/th (Mcllroy, 1976).
Rumput gajah toleran terhadap berbagai jenis tanah. Tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dai dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup 1000mm per tahun atau lebih (Soegiri et al., 1982). Rumput gajah dapat hidup pada tanah asam dengan ketinggian 0-3000 m dan                dapat dipotong apabila rumput sudah mencapai ketinggian 1–1,5 m (Reksohadiprodjo, 1985). 

 Rumput raja (Pennisetum purpupoides)



            Pennisetum purpupoides atau yang lebih dikenal dengan rumput raja berasal dari Afrika Selatan. Rumput raja merupakan hasil persilangan antara Pennisetum typhopoides dengan Pennisetum purpureum (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput raja mempunyai perakaran dalam dan menyebar sehingga mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et al., 1982). Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin (Ramdana, 2008).

Rumput benggala (Panicum maximum)



            Asal rumput benggala adalah di daerah Afrika yang memiliki iklim tropik dan sub tropik, rumput benggala termasuk tanaman yang berumur panjang, dan tumbuh tegak, kuat, batang seperti padi, mencapai tinggi 2-2,5 meter; warna daunnya hijau tua; bentuk ramping; bagian tepi kasar tapi lunak dengan lidah daun yang kuat (Sarwono, 1987). Rumput benggala adalah tanaman tumbuh tegak membentuk rumpun mirip padi. Tinggi tanaman 1,00 – 1,50 m, dengan seludang-seludangnya berbulu panjang pada pangkalnya, lidah kadang-kadang berkembang biak. Daun bentuk pita yang sangat banyak jumlahnya itu terbangun garis, lancip bersembir kasar, berwarna hijau, panjang 40–105 cm dengan lebar 10–30 mm. Bunga majemuk dengan sebuah malai yang panjangnya 20–45 cm, tegak, bercabangcabang, acapkali diselaputi lapisan lilin putih. Bulir berbunga 2 yang panjangnya 3 x 4 mm, bentuk lonjong. Panjang biji 2,25–2,50 mm, tiap kg biji mengandung 1,2–1,5 juta butir (Sajimin et al., 2004).


 Rumput setaria (Setaria sphacelata)



Rumput setaria (Setaria sphacelata) merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari Afrika tropik dan dapat diperbanyak dengan cara pols dan biji. Ciri-ciri rumput setaria adalah berumpun yang lebat, kuat, ˝perennial˝ dan agak halus terutama pada bagian permukaan, pangkal batang berwarna merah dan bunga berwarna keemasan, dapat dipotong pada umur 20 hari (Mcllroy, 1976). Setaria merupakan salah satu jenis rumput unggul di daerah tropis tumbuh membentuk rumpun yang lebat dan dapat mencapai tinggi 60-100 cm. Setaria dapat hidup pada ketinggian 200-300 m diatas permukaan laut, responsif terhadap penumpukan N, nilai gizinya tinggi dan disukai ternak. Dirjen pertanian (1992) menganjurkan jarak tanam rumput setaria 0,5 x 0,5 m untuk daerah yang kondisi tanahnya cukup subur.
Menurut Soegiri et al. (1982) rumput setaria sesuai untuk daerah tropik lembab, tumbuh membentuk rumpun lebat dan kuat, tumbuh baik pada ketinggian 1000-3000 m di atas permukaan air laut, tahan naungan dan genangan, rumput setaria dapat mencapai tinggi 1,5 m, responsif terhadap pupuk N dan produksinya berkisar antara 60-100 ton/ha/tahun. Setaria mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap kekeringan maupun genangan serta intensitas cahaya matahari tropis (Reksohadiprodjo, 1985).




Brachiaria brizantha


            Brachiaria brizantha berasal dari Afrika. Penanaman rumput     Brachiaria brizantha adalah menggunakan pols, hidup ditanah struktur tanah ringan, sedang sampai berat. Brachiaria brizantha dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m, curah hujan lebih dari 1500 mm per tahun. Brachiaria brizantha ditanam pada jarak tanam 40 x 40 cm atau 30 x 30 cm, tergantung pada kesuburan tanah (Sutopo, 1985). Brachiaria brizantha termasuk rumput yang berumur panjang, pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan horizontal yang biasanya mencapai tinggi 60-150 cm. Batang dan daunnya kaku serta kasar, rumput brachiaria brizantha baik digunakan sebagai rumput hay karena batangnya kecil sehingga mudah menjadi kering (Susilo, 1991). Brachiaria brizantha bersifat perennial, tumbuh membentuk hamparan. Batang beruas pendek berwarna merah tua kekuningan sampai keunguan. Daun lebar berbulu halus, tidak tahan injakan karena perakannya luas tapi dangkal (Reksohadiprodjo, 1985). Tumbuh pada ketinggian 0–1000 m dpl dan tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Rumput ini bersifat kurang tahan terhadap kekeringan sehingga memerlukan drainase yang baik. Responsif terhadap pupuk N dengan pH tanah yang dibutuhkan 6–7 (Siregar, 1992).